Pages

Selasa, 25 November 2014

ATURAN BERZIKIR



ATURAN BERZIKIR

Orang yang melakukan zikir harus mematuhi aturan-aturan yang ditentukan. Pertama, tidak boleh syirik dalam berzikir. Para ulama menyatakan seseorang yang melakukan zikir dengan masih mengandung unsur-unsur syirik misalnya masih ada niat-niat lain selain allah, maka itu akan memutuskan hubungannya kepada allah dan menghalangi terbukanya hijab hati. Sesuai dengan besar kecilnya syirik yang dikandungnya.
Karena itu setiap guru tarikat harus memerintahkan para muridnya untuk bersungguh-sungguh dan benar dalam melakukan zikir. Berzikir dengan lisan (bukan hanya dalam hati) setelah mantap, kemudian melakukan zikir dengan lisan dan hati secara bersama-sama. Hal ini harus terus menerus dilakukan sampai seseorang mencapai tingkatan tertentu dan seluruh anggota badannya bisa merasakan ikut berzikir.
Kedua, mengosongkan perut artinya orang melakukan zikir sedikit demi sedikit harus mengurangi makannya. Juga mengurangi perkataan yang tidak perlu, mengurangi tidur dan menghindarkan diri dari pergaulan masyarakat yang tidak benar. Ini penting dan seseorang yang mematangkan tauhidnya memang harus berbuat demikian, sebab, tanpa kelakuan itu nur tauhidnya akan redup, kemudian mati. Dan kenyataannya, para guru tarikat banyak yang tidak mampu membimbing murid-muridnya, ketika mereka merusak (tidak melakukan sesuai) aturan-aturan tersebut.
Ketiga, melakukan zikir dengan suara keras, ini untuk orang-orang pemula. Dengan suara keras maka dorongan-dorongan hati lamunan-lamunan dan lain-lain akan mudah dihilangkan. Sebaliknya bila melakukan zikir dengan pelan, zikirnya akan mudah hilang mudah terlena dan tidak bisa khusyu’
Keempat, harus didasarkan pada niat atau kehendak yang kuat. Maksudnya, orang yang melakukan zikir harus mempunyai niat, kehendak dan harapan kuat untuk berhasil dalam mendekatkan diri kepaa allah. Para ulama menyatakan “seorang murid harus melakukan zikir dengan didasari hati dan kehendak yang kuat, sehingga tidak ada tempat sedikitpun dihatinya dan bagian tubuhnya kecuali semua ikut bergetar berzikir kepada allah”.
Para ulama menyamakan kuatnya zikir ini dengan batu, yaitu bagaimanapun kuatnya dan kerasnya batu, ia akan bisa terpecahkan dengan kekuatan. Begitu pula dengan keras dan rusaknya hati, akan lunak dan tertundukkan oleh zikir. Asal dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kemauan yang kuat.
Kelima, dilakukan secara bersama-sama (berjamaah). Hal ini dikarenakan zikir yang dilakukan secara berjamaah lebih kuat pengaruhnya dan lebih cepat membuka hijab.
Alghozali pengarang kitab ihya ulumuddin juga menyatakan hal itu, ia menyamakan zikir dilakukan secara berjamaah dengan adzan yang disampaikan secara bersama-sama. Yaitu bahwa adzan yang dilakukan secara berbarengan adalah lebih kuat lebih keras dan lebih jauh jangkauannya.
Adapun soal tempat melakukan zikir para ulama menyatakan bahwa yang terbaik adalah dimasjid dimushola atau tempat-tempat lain yang biasa digunakan untuk zikir. Mana yang lebih baik zikir dengan lafadz “LAILAHAILLALAH” saja atau dengan lafadz “LAILAHAILLALAH MUHAMMAD RASULLULAH” yang lebih baik bagi pemula adalah cukup lafadz “LAILAHAILLALAH” tanpa ada kata tambahan. Bila sudah mapan dan bagus terserah.
Keenam, dilakukan dengan penuh kesopanan dan takzim yaitu bahwa seseorang yang akan melakukan zikir harus menghadirkan KEAGUNGAN ILAHY terlebih dahulu dalam hatinya. Mengkonsentrasikan diri dan hatinya untuk menghadap hadirat ilahi.
Abu bakar alkanani, menyatakan diantara salah satu syarat zikir adalah bahwa orang yang melaksanakannya harus menghadirkan keagungan ilahi dalam hatinya. Tanpa itu, ia tidak akan bisa mencapai kedudukan-kedudukan yang tinggi disisi tuhan.
Salah satu adab dan kesopanan dalam berzikir adalah bahwa seseorang melakukan zikir harus terlebih dahulu
1.   Bertaubat, membaca istighfar minta ampun atas segala dosa dan kekurangan yang pernah dilakukan
2.   Memperbanyak syukur dengan membaca alhamdulillah, mengagungkan tuhan
3.   Tidak langsung minum begitu selesai zikir
4.   Tidak menyibukkan diri dalam urusan-urusan keduniawian kecuali pada hal-hal yang bisa membantu memperlancar perjalanannya menuju tuhan.

0 komentar:

Posting Komentar